Senin, 23 Maret 2020

Resensi Film Spotlight


Image result for film spotlight 2015
Judul Film                   : Spotlight
Tahun Rilis                  : 2015
Genre                           : Drama
Stradara                        : Tom Mc Carty
Penulis                          : Josh Singer, Tom Mc Carty

RESENSI FILM
Film “Spotlight” bercerita tentang sebuah tim jurnalistik yang menama “Spotlite” . Tim Spotlight bentukan dari sebuah perusahan pererbitan yang bernama The Boston Globe. Tim ini mengkhususkan diri dalam menginvestigasi kasus-kasus besar dan prosesnya mampu memakan waktu panjang. Anggotanya terdiri dari Walter Robinson (Michael Keaton), sebagai editor serta akrab dipanggil Robby. Disusul kemudian tiga reporter : Michael Rezendez (Mark Ruffalo); Sacha Pfeiffer (Rachel McAdams); Matt Carroll (Brian d’Arcy James); dan Ben Bradlee Jr. (John Slattery) sebagai deputy editor.  Film ini bercerita pengungkapan kasus pencabulan oleh pastur yang telah berlangsung bertahu-tahun dan telah banyak memakan korban. Film ini di dalamnya menampilkan bagaimana tim redaksi “Spotlight” mencari bukti kasus pencabulan oleh pastur. Bukti yang dicari berupa dokumen kasus, wawancara dengan korban dan wawancara dengan pengacara yang menangani kasus tersebut.
Film diawali dari ilustrasi kejadian penangkapan seorang pastur yang ditangkap di kantor polisi Boston Massachussets atas kasus pencabulan di tahun 1976. Tetapi karena dianggap mempunyai pengaruh yang besar di masyarakat, akhirnya pastur tersebut dibebaskan. Setelah Marty Baron menggantikan Stewart sebagai posisi editor di kantor harian Boston Glob, ia mengusulkan untuk mengungkap kasus yang dilakukan oleh pastur dan pihak gereja selama bertahun-tahun dan tidak pernah diungkap secara umum. Beberapa tim redaksi Boston Globe masih mempertimbangkan keputusan itu karena langkah itu sama saja dengan menuntut pihak gereja. Pertimbangan tersebut juga didasarkan atas pengaruh gereja terhadap masyarakat. Akhirnya Baron menawarkan peliputan kasus ini kepada tim Spotlite dan tim Spotlite menerima tanggung jawab ini.
Tim Spotlite kemudian memulai investigasi besar itu dari pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pendeta yang bernama John Geoghan . Tim Spotlight mencari bukti dengan melakukan wawancara terhadap korban dan pengacara, dokumen-dokumen pemberitaan dan dokumen hokum terkait kasus tersebut, dan bertemu dengan komunitas yang telah melakukan kajian terhadap kasus ini secara mendalam. Bahkan wawancara juga dilakukan dengan pihak cardinal dan para admisi yang telah meneliti kasus ini. Yang menjadi permasalahan adalah ketika Kardinal Law dari Uskup Besar Boston diduga mengetahui hal itu namun malah mendiamkannya.
Berawal dari satu nama pendeta, fakta-fakta baru berhasil didapatkan. Pada tahap awal, ada tiga belas nama berhasil dikantongi. Salah seorang mantan pendeta yang kemudian menjadi psychotheraphist, Richard Sipe (disuarakan oleh Richard Jenkins, sebab kemunculannya hanya lewat suara di telpon), memberikan tambahan informasi bagi Tim Spotlight lewat Michael Rezendez. Mengejutkan jumlah tersangka membengkak menjadi sembilan puluh.  Dan ketika pastur tersebut terbebas dari hukum setelah melakukan pencabulan mereka di berhentikan atau dipindah tugaskan. Selain itu, tim Spotlight juga mengindikasi adanya sejumlah pengacara yang membuat kasus pencabulan anak menjadi industri menguntungkan.
Pencabulan tehadap anak-anak terjadi begitu banyak karena para pastur yang sangat akrab dengan masyarakat dan bahkan mereka juga menjadi komite suatu sekolah di yang bertempat di seberang Boston Globe. Dokumen-dokumen terus di dapatkan oleh tim Spotlight untuk memperkuat bukti tersebut. Sesungguhnya berita-berita tentang kasus pencabulan ini telah terbit bertahu-tahun tetapi tidak pernah mendapat perhatian masyarakat maupun pihak berwajib sehingga isu ini tenggelam begitu saja.
Ketika bukti-bukti yang dicari sudah terkumpul dan kuat. Terjadi perbedaan pendapat antara anggota tim Spotlight untuk penerbitan berita ini. Anggapan bahwa masih ada bukti yang harus dicari adalah alasan mengapa berita ini harus ditunda penerbitannya. Hal ini dilakukan karena Baron mengincar sesuatu yang lebih besar yaitu institusi Gereja. Tetapi setelah beberapa pertimbangan akhirnya artikel tentang kasus ini segera diterbitkan. Artikel tentang kasus pencabulan anak oleh pastur akhirnya di muat di harian Boston Globe. Setelah diterbitkannya artikel ini, ternyata respon dari masyarakat sangat positif terutama para korban pencabulan. Tim Spotlight pun kewalahan menerima telefon dari responden.
KELEBIHAN
Kelebihan film Spotlight adalah film tersebut menggambarkan bagaimana kebebasan pers dalam pemberitaan. Film tersebut menjelaskan bahwa pemberitaan jurnalistik tidak memandang apakah tokoh tertentu, baik tokoh tersebut itu berkaitan dengan tokoh masyarakat atau masyarakat biasa. Jika ada hal yang seharusnya diketahui masyarakat banyak maka media masa seharusnya tidak menutupinya. Film ini juga menggambarkan bahwa berita yang berkualitas tidak hanya diperoleh dari isu semata, tetapi juga harus dikuatkan dengan bukti yang kuat. Film tersebut menjelaskan bahwa pemberitaan yang dipublikasi harus dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti yang kuat.
KEKURANGAN
Kekurangan dari film ini terdapat pada jalan cerita yang terpotong-potong. Meskipun setiap setingnya mempunyai benang merah, penonton harus ekstra fokus untuk mendapatkan jalan cerita yang sebenarnya. penulis kurang memperlihatkan peran Matt Caroll yang merupakan salah satu anggota dari tim Spotlight. Hal ini membuat penulis mempertanyakan signifikansi Matt Caroll dalam investigasi tersebut.

Kisah Unik dan Kesaktian KH Abdurrahman


KH Abdurrahman

KH Abdurrahman
Kisah ‘kesaktian’ tersebut datang dari tokoh Muhammadiyah di Pekajangan, Pekalongan. Dialah KH Abdurrahman yang karib disapa Pak Haji, salah satu tokoh perintis pertama berdirinya Muhammadiyah di Kecamatan Pekajangan, Pekalongan. Meski sebagai perintis, KH Abdurrahman enggan untuk menerima jabatan struktural di Muhammadiyah, ia lebih memilih menjadi anggota biasa.
Diceritakan dalam buku Riwayat Hidup (Ri Dup) KH Abdurrahman yang diterbitkan oleh Pimpinan Muhammadijah Tjabang Pekadjangan (Pekalongan) tahun 1968. Pada saat KH Abdurrahman masih muda, dimalam hari yang hening ketika Pak Haji sedang bersantai di dalam rumahnya. Kemudian rumahnya dimasuki maling/pencuri yang di’pergoki’ olehnya.
Jika kebanyakan orang mengetahui pencuri, akan reflek dengan teriak dan meminta tolong kepada tetangganya. Namun beda halnya dengan Pak Haji, mengetahui kedatangan tamu tidak diundang itu, Ia malah menutup dan mengunci pintunya dari dalam. Dan bersiap untuk melawan atau mengajak duel pencuri tersebut.
Pencuri yang terpojok tersebut kemudian melawannya, sebab kalau lari keluar akan tertangkap dan menjadi bulan-bulanan massa. Maka terjadilah pertarungan sengit, keduanya saling jual beli serangan, memukul dan menangkis. Sehingga kegaduhan tersebut terdengar sampai keluar rumah, dan didengar oleh tetangga. Yang kemudian ramai-ramai mengepung rumah tersebut.
Tetangga atau massa yang telah berkumpul diluar berusaha untuk membuka pintu rumah. Namun dengan tegas dilarang oleh Abdurrahman, “Biarlah aku hajar sendiri si maling ini, jagoan penjahat yang meneter kesaktiannya.” Teriak Abdurrahman dari dalam sembari tetap meladeni serangan si pencuri.
Tidak berselang lama, Abdurrahman membuka pintu sambil menyeka keringat yang menetesdi dahinya. Ia berhasil melumpuhkan si pencuri, sehingga warga yang telah berkumpul dengan mudah menyeretnya untuk diserahkan kepada pihak keamanan.
KH Abdurrahman memiliki perawakan tubuh yang tinggi, tegap dan kuat. Karena beliau memang dikenal sebagai ahli pencak silat. Kepiawaian bermain pencak silat Pak Haji pernah disaksikan oleh para utusan Muktamar di Yogyakarta.
Ketika didalam pondokan tempat menginap Muktamirin, Pak Haji pernah sparing atau adu tanding silat dengan KH Mas Mansur salah satu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menguji keahlian bermain silat Pak Haji. Meskipun adu tanding tersebut sifatnya hanya senda-gurau untuk mengisi waktu luang, namun gerak langkah Pak Haji menunjukkan seorang yang ahli.
Pak Haji sendiri lahir pada tahun 1879 di Pekajangan, Pekalongan. Dengan nama kecil Mutaman bin H Abdulkadir, beristrikan Nyai Haji Sofijah. Sementara, perjumpaan beliau dengan Muhammadiyah dimulai ketika kelompok pengajian yang dibentuknya dilarang oleh Polisi setempat. Kemudian Ia berinisiatif untuk meminta bantuan kepada PP Muhammadiyah yang bertempat di Yogyakarta, niatan tersebut sempat ditahan oleh teman sejawatnya. Mereka mengira bahwa Muhammadiyah adalah organisasi Kristen.
Namun Pak Haji tetap bersih-keras untuk berkunjung ke Yogyakarta dan bertemu dengan perwakilan dari Muhammadiyah. Kedatangannya disambut oleh H Muchtar, H Abdulrrahman Machdum, H Wasool Dja’far dan lain-lain. Dari perjumpaan tersebut, Ia berhasil memahamkan kepada teman-temannya perihal Muhammadiyah. Yang kemudian bersama dengan teman-temannya pada 15 November 1922 menurut surat keputusan PP Muhammadiyah, berdiri Muhammadiyah Cabang Pekajangan.

TUTUP HINGGA NAIKKAN GAJI KARYAWAN, INILAH KISAH WARUNG MAKAN SAAT PANDEMI DI KAMPUS 1 UMS (Tugas Indepth)

  Nasib Pemilik Warung d i Sekitar UMS Selama Masa Pandemi Pandemi covid-19 tidak hanya menghilangkan banyak nyawa, tetapi juga menghilang...