Wabah Corona yang melanda
Indonesia saat ini pastinya merubah perekonomian orang-orang. Dengan adanya wabah Covid-19 yang sedang
terjadi di negara kita ini, menimbulkan banyak dampak serta ancaman covid bagi
pekerja dan perusahaan. Sektor ekonomi sudah terserang, berbagai sektor yang
sangat merasakan dampak dari Covid-19, mulai dari hotel, jasa travel,
perusahaan-perusahaan besar maupun kecil, pedagang, pekerja wirausaha, dan
masih banyak yang lainnya. Beberapa dari
sektor bisnis, banyak juga yang sekarang melakukan pemutusan hubungan kerja
atau PHK kepada karyawannya.
Pemerintah sudah menganjurkan
beberapa pekerja harus melakukan pekerjaan dari rumah, seperti pegawai negeri
sipil atau PNS, pegawai-pegawai perusahaan, para pelajar. Namun, tidak semua
pekerja bisa melakukan pekerjaan dari rumah, khususnya para pedagang, dan
pekerja wirausaha yang mempunyai suatu toko. Dari awal pandemi para pekerja
wirausaha disuruh untuk menutup toko-tokonya. Padahal, para pekerja tersebut
mendapat penghasilan dari penjualan tokonya itu. Jika toko saja tidak boleh
dibuka, maka para pekerja itu tidak bisa mendapatkan penghasilan. Sementara pemerintah
juga tidak memberikan suatu solusi agar para pekerja-pekerja tersebut bisa
tetap untuk mencukupi kebutuhannya.
Sebagai contoh, di daerah kota Salatiga
terdapat sebuah toko yang menjual berbagai minuman olahan dari kopi dan
olahan-olahan lainnya. Toko tersebut didirikan oleh Anditya yang juga sebagai
owner toko tersebut dari tahun 2019 awal. Saat pertama kali buka, Anditya
sendiri lah yang menjaga toko serta sebagai
penjualnya. Lama-kelamaan toko tersebut semakin rame. Akhirnya dia pun mencari
2 pegawai untuk menjaga dan mengurus tokonya tersebut. Tetapi terkadang owner
toko tersebut datang ke toko untuk membantu pegawai-pegawainya itu. Target utama
penjualan minuman toko tersebut yaitu dari kalangan mahasiswa-mahasiswa serta
orang-orang yang lewat di daerah itu. Karena toko itu terletak di dekat salah satu
kampus UKSW, salah satu kampus swasta yang lumayan besar di daerah kota
Salatiga, kebanyakan yang membuat toko
itu rame adalah mahasiswa-mahasiswi dari
kampus tersebut.
Tetapi, diawal tahun 2020
Indonesia terserang wabah Covid-19 yang mengakibatkan sistem perekonomian di
Indonesia menjadi terganggu. Seperti toko-toko harus tutup sesuai anjuran dari
pemerintah. Dan akhirnya, Anditya sebagai owner toko tersebut pastinya mau
tidak mau menutup tokonya. Tidak ada penghasilan sama sekali selama tokonya
tutup serta para pegawainya tidak bisa bekerja dan tidak mendapat gaji. Selang beberapa
bulan, pemerintah memberikan rambu-rambu bahwa toko-toko bisa dibuka kembali dengan
catatatan hanya boleh menggunnakan sistem take away yaitu hanya bisa membeli
lalu pergi dan tidak boleh makan atau diminum ditempat. Padahal biasanya toko tersebut
ramai digunakan mahasiswa-mahasiswa sebagai tempat nongkrong.
Penjualan dari toko tersebut
semakin hari semakin menurun, bahkan bisa dibilang sepi sekali tidak ada yang
membeli. Dikarenakan juga para mahasiswa dari kampus UKSW banyak yang pulang ke daerah asalnya
gara-gara adanya wabah Covid-19. Kehidupan di daerah tersebut menjadi sepi sekali
dan sangat berbeda dari biasanya. Yang biasanya daerah tersebut sangat
ramai dan banyak orang-orang yang nongkrong, di daerah itu sekarang menjadi
sangat sepi sekali. Sungguh sial sekali si Anditya yang baru saja merintis usahanya
yang mulai berkembang, tetapi sekarang menjadi bangkrut karena adanya Covid-19
yang sedang menyerang di negara Indonesia ini.